Pemilu Tahun 2024 Dihadapan Mata, KPU Minsel Lakukan Simulasi ‘Puting Susu’

0 26

Minsel,teropongnusantara.com — 52 hari menuju pemilihan umum serentak Tahun 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) terus berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekaligus membekali seluruh jajaran KPU sampai ditingkat Kelurahan/Desa, sehingga tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan pada hari pemungutan suara nanti.

Kali ini KPU Minsel menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara (Puting Susu) pemilu 2024. Simulasi tersebut bertujuan merepresentasikan kejadian pemungutan suara seperti di TPS.

Simulasi yang digelar di ballrom I Hotel Luwansa Manado itu dimulai pukul 07.00 hingga pukul 13.00 sebagaimana kejadian sebenarnya pada, Sabtu (23/12) kemarin.

“Hari ini kami melakukan simulasi. Harapannya dari simulasi ini kita bisa memetakan kejadian-kejadian apa saja yang berpotensi terjadi di TPS nanti,” ungkap Ketua KPU Minsel Tomi Moga.

Simulasi ini menggambarkan TPS 01 dengan jumlah DPT 116 orang.

“Simulasi dibuat seperti nyata. Ada kotak suara, bilik suara, papan pengumuman DPT, petugas KPPS, PTPS dan saksi,” timpalnya.

Pantauan redaksi ini simulasi diperagakan oleh Ketua KPU Tomi Moga, anggota KPU Hanny Porayow, Fadli Munaiseche, Fauzan Sirambang, Sriwulan Suoth, jajaran sekretariat serta Ketua dan anggota PPK. Diawali dengan registrasi. Masing-masing mendapatkan 5 jenis surat suara. Dilanjutkan dengan mencoblos dan memasukkan surat suara ke kotak suara Pilpres, DPD, DPR-RI, DPR Propinsi dan DPRD Kabupaten. Setelah mencoblos semua mencelupkan jari ke tinta warna ungu.

“Melalui simulasi ini kita menemukan banyak kejadian-kejadian yang bisa saja terjadi sehingga kita mulai menyiapkan langkah-langkah strategis untuk meminimalisir hal-hal itu,” ucapnya lagi.

Uniknya pada simulasi kali ini diwarnai dengan drama marah-marah anggota PPK Amurang ke petugas KPPS. Personil PPK itu memprotes kenapa harus mengantri lama-lama. Padahal dia harus kembali bekerja sebagai petani. Dia pun langsung ditenangkan oleh pamdal yang bertugas setelah drama marah-marah itu berlangsung.

“Kita datang jam 7 pagi. Kiapa musti antri lagi. Kalau begini buang-buang waktu saja,” protes anggota PPK sambil menggebrak meja.

“Memang begitu tatatertibnya. Ya harus antri berdasarkan antrian,” jawab petugas KPPS.

Sementara itu, Ketua Devisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Minsel Hanny Porayow mengatakan simulasi pungut-hitung menjadi hal penting. Itu sebab menurutnya simulasi akan dilakukan beberapa kali.

“Kita akan lakukan beberapa kali. Tidak hanya itu saja, jajaran PPS dan KPPS juga akan kita bekali dengan penguatan-penguatan secara teknis melalui simulasi sehingga mereka memiliki kemampuan mengatasi berbagai kejadian yang mungkin bisa saja terjadi di TPS nanti,” tambahnya.
(*/VS)

Leave A Reply

Your email address will not be published.